Monday, March 26, 2012

Pertemuan yang Tidak Diinginkan

Pertemuan yang tidak diinginkan itu seperti luka disiram cuka
Jika kau tak lagi perduli
Untuk apa hadir kembali ?
Jika kau tak lagi mencinta
Untuk apa berpura-pura memuja ?

Pertemuan yang tidak diinginkan itu seperti harmoni usang penusuk telinga
Masih perlukah aku merindu ?
Masih pentingkah aku menunggu ?
Tidak,
Tidak untuk pujangga ingkar layaknya dirimu

Wednesday, March 21, 2012

Tugas E-learning Pancasila II

Tugas E-learning Pancasila

Tugas 2 :
 Jelaskan bagaimana menerapkan nilai-nilai Pancasila pada kasus-kasus kehidupan ? Yang dimaksud kasus-kasus kehidupan adalah kejadian atau peristiwa nyata yang pelakunya manusia, jadi kasus kehidupan yang menyimpang diluruskan dengan menerapkan nilai-nilai pancasila !

Jawaban :

Pancasila adalah jiwa dari bangsa Indonesia. Pancasila memiliki posisi dan kedudukan yang penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan suatu pondasi dalam negeri ini, khususnya sebagai pedoman masyarakat untuk hidup berbangsa dan bernegara dengan baik. Posisi dan fungsi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat disimpulkan dalam poin-poin sebagai berikut :

1.     Pancasila sebagai dasar negara
2.     Pancasila sebagai dasar filsafat negara
3.     Pancasila sebagai nilai luhur bangsa
4.     Pancasila sebagai kepribadian bangsa
5.     Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
6.     Pancasila sebagai ideologi negara

Pentingnya peranan pancasila dalam kehidupan manusia menimbulkan hubungan yang erat antara manusia dengan pancasila, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pandangan mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat merupakan falsafah kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna bagi kehidupan masyarakat. Pancasila memandang bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai jika ditumbuh-kembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan masyarakat serta hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa diartikan sebagai penjelmaan dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke 1), dan hubungan tersebut disebut dengan hubungan vertikal. Sedangkan, hubungan horisontal dapat diartikan sebagai hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya sebagai warga masyarakat, warga bangsa maupun warga negara. Dan terdapat pula, hubungan ilmiah yang merupakan hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam dengan segala kekayaannya. Ketiga hubungan manusia dengan pancasila tersebut melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Tidak hanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Pancasila juga melahirkan nilai-nilai kehidupan yang patut kita jaga dan pertahankan demi keharmonisan hidup bermasyarakat. Nilai-nilai ini tidak semata untuk kita pelajari dan pahami, namu tentu saja harus kita amalkan dan lestarikan pada kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai pancasila tidak hanya mencakup nilai kehidupan berbangsa, bernegara, ataupun berpolitik yang baik, namun juga mengandung banyak nilai kehidupan bermasyarakat yang lumrah kita jumpai sehari-hari. Pengamalan semua sila pancasila secara serasi dan sebagai kesatuan yang utuh, yaitu :
1.   Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain mencakup tanggung jawab bersama dari semua golongan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME dan meletakkan landasan spiritual, moral dan etika yang kukuh bagi moral bangsa.
2.    Pengamalan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, yaitu mencakup peningkatan martabat serta hak dan kewajiban asasi manusia, penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidak adilan dari muka bumi.
3.  Pengamalan sila Persatuan Indonesia, mencakup pembinaan bangsa di kehidupan manusia, masyarakat, bangsa dan negara.  Sehingga rasa kesetiakawanan semakin kuat dalam rangka memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.
4.    Pengamalan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, yaitu mencakup upaya makin menumbuhkan dan mengembangkan sistem politik demokrasi yang makin mampu memelihara stabilitas nasional yang dinamis.
5.   Pengamalan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yaitu mencakut upaya mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan menuju terciptanya kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Nilai-nilai pancasila diatas merupakan sebuah kekuatan yang dapat bangsa Indonesia gunakan dalam menyelesaikan segala kasus-kasus kehidupan yang mungkin terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai diatas sudah seharusnya dipegang teguh oleh seluruh bangsa Indonesia dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Tak akan ada artinya nilai-nilai diatas tanpa sebuah pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat sebuah pola pelaksanaan pengamalan pancasila yang diterapkan agar pancasila sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga negara, baik dalam kehidupan orang perorangan maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Ada banyak jalur yang dapat kita gunakan untuk dapat mewujudkan harapa tersebut, diantara adalah sebagai berikut :

1) Jalur pendidikan
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pengamalan Pancasila, baik pendidikan formal (sekolah-sekolah) mapun pendidikan nonformal (di keluarga dan lingkungan masyarakat), keduanya sangat erat kaitanya dengan kehidupan manusia. Dalam pendidikan formal semua tindak-perbuatannya haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pendidikan keluarga pengamalan Pancasila harus ditanamkan dan dikembangkan sejak anak-anak masih kecil, sehingga proses pendarah-dagingan nilai-nilai Pancasila dengan baik dan menuntut suasana keluarga yang mendukung. Lingkungan masyarakat juga turut menentukansehingga harus dibina dengan sungguh-sungguh supaya menjadi tempat yang subur bagi pelaksanaan pengamalan Pancasila. Melalui pendidikan inilah anak-anak didik menyerap nilai-nilai moral Pancasila. Penyerapan nilai-nilai moral Pacasila diarahkan berjalan melalui pemahaman dari pemikiran dan dan pengamalan secara pribadi. Sasaran pelaksanaan pedomaan pengamalan Pancasila adalah perorangan, keluarga, masyarakat, baik dilingkungan tempat tinggal masing-masing, maupun di lingkungan tempat bekerja.

2) Jalur media massa
Peranan media massa sangat menjanjikan karena pengaruh media massa dari dahulu sampai sekarang sangat kuat, baik dalam pembentukan karakter yang positif maupun karakter yang negatif, sasaran media massa sangat luas mulai dari anak-anak hingga orang tua. Sosialisasi melalui media massa begitu cepat dan menarik sehingga semua kalangan bisa menikmati baik melalui pers, radio, televisi dan internet. Hal itu membuka peluang besar golongan tertentu menerima sosialisasi yang seharusnya belum saatnya mereka terima dan juga masuknya sosialisasi yang tidak bersifat membangun. Media massa adalah jalur pendidikan dalam arti luas dan peranannya begitu penting sehingga perlu mendapat penonjolan tersendiri sebagai pola pedoman pengamalan Pancasila. Sehingga dalam menggunakan media massa tersebut harus dijaga agar tidak merusak mental bangsa dan harus seoptimal mungkin penggunaannya untuk sosialisasi pembentukan kepribadian bangsa yang pancasilais. Jadi, untuk sosialisasi-sosialisasi yang mengancam penanaman pengamalan Pancasila harus disensor.

3) Jalur organisasi sosial politik
Pengamalan Pacansila harus diterapkan dalam setiap elemen bangsa dan negara Indonesia. Organisasi sosial politik adalah wadah pemimpin-pemimpin bangsa dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan keahliannya, peran dan tanggung jawabnya. Sehingga segala unsur-unsur dalam organisasi sosial politik seperti para pegawai Republik Indonesia harus mengikuti pedoman pengmalan Pancasial agar berkepribadian Pancasila karena mereka selain warga negara Indonesia, abdi masyarakat juga sebagai abdi masyarakat, dengan begitu maka segala kendala akan mudah dihadapi dan tujuan serta cita-cita hidup bangsa Indonesia akan terwujud.

Selain melalui jalur-jalur diatas, terdapat pula penerapan nilai-nilai pancasila yang dapat menunjang pancasila dalam menyelesaikan kasus-kasus kehidupan bangsa ini. Yaitu dengan menciptakan suasana yang menunjang. Berikut adalah ulasan penciptaan suasana yang menunjang penerapan pancasila dalam kasus-kasus kehidupan :

1) Kebijaksanaan pemerintah dan peraturan perundang-undangan
Penjabaran kebijaksanaan pemerintah dan perundang-undangan merupakan salah satu jalur yang dapat memperlancar pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila dimana aspek sanksi atau penegakan hukm mendpat penekanan khusus.

2) Aparatur negara
Rakyat hendaklah berpartisipasi aktif di dalam menciptakan suasana dan keadaan yang mendorong pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila. Dan aparatur pemerintah sebagai pelaksana dan pengabdi kepentingan rakyat harus memahami dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pengamalan Pacasila perlu disediakan dan memfungsikan lembaga-lembaga kenegaraan, khususnya lembaga penegak hukum dalam menjamin hak-hak warga negaranya dan melindungi dari perbutan-perbuatan tercela.

3) Kepemimpinan dan pemimpin masyarakat
Peranan kepemimpinan dan pemimpin masyarakat, baik pemimpin formal maupun informal sangat penting dalam pelaksanaan pedoman pengamalan. Mereka dapat menyampaikan bagaimana pola Dengan pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila dan menyuruh bawahan atau umatnya untuk mengikuti pola pedoman pelaksanaan Pancasila. begitu Pengamalan pancasila akan tetep lestari.

Selain itu pengamalan pancasila juga meliputi banyak aspek kehidupan. Seperti, bidang ekonomi, budaya, pendidikan, dan iptek. Berikut adalah ulasan mengenai realisasi pengamalan pancasila dalam bidang-bidang tersebut :

1. Bidang ekonomi
Ekonomi yang berdasarkan Pancasila tidak dapat dilepaskan dari sifat dasar individu dan sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain untuk memenuhi semua kebutuhanya tetapi manusia juga mempunyai kebutuhan dimana orang lain tidak diharapkan ada atau turut campur. Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan (Kaelan, 1996: 193). Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam menjalankan usahanya tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari mereka akan mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan. Hal ini dilakukan karena pengamalan dalam bidang ekonomi harus berdasarkan kekeluargaan. Jadi interaksi antar pelaku ekonomi sama-sama menguntungkan dan tidak saling menjatuhkan sehingga usaha-usaha kecil dapat berkembang dan mendukung perekonomian Indonesia menjadi kuat.

2. Bidang budaya
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005: 172). Begitu luas cakupan kebudayaan tetapi dalam pengamalan Pancasila kebudayaan bangsa Indonesia adalah budaya ketimuran, yang sangat menjunjung tinggi sopan santun, ramah tamah, kesusilaan dan lain-lain. Budaya Indonesia memang mengalami perkembangan misalnya dalam hal Iptek dan pola hidup, perubahan dan perkembangan ini didapat dari kebudayaan asing yang berhasil masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia. Semua kebudayaan asing yang diterima adalah kebudayaan yang masih sejalan dengan Pancasila. Walaupun begitu tidak jarang kebudayaan yang jelas-jelas bertentangan dengan budaya Indonesia dapat berkembang di Indonesia. Ini menunjukan bahwa filter Pancasila tidak berperan optimal, itu terjadi karena pengamalan Pancasila tidak sepenuhnya dilakukan oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu harus ada tindakan lanjut agar budaya bangsa Indonesia sesuai dengan Pancasila. Pembudayaan Pancasila tidak hanya pada kulit luar budaya misalnya hanya pada tingkat propaganda, pengenalan serta pemasyarakatan akan tetapi sampai pada tingkat kemampuan mental kejiwaan manusia yaitu sampai pada tingkat akal, rasa dan kehendak manusia (Kaelan, 1996: 193).

3. Bidang pendidikan
Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian. Maka dari itu pendidikan yang dilaksanakan harus sesuai diperhatikan. Pendidikan nasional harus dipersatukan atas dasar Pancasila. Menurut Notonegoro (1973), perlu disusun sistem ilmiah berdasarkan Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek, pendidikan nasiona, yang menjadi dasar tunggal bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional. Dengan begitu diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan mudah. Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

4. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada dasarnya adalah untuk kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai Pancasila bilamana dirinci dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah sebagai berikut (T. Jacob, 1996: 195) :
a. Hormat terhadap hayat, karena semua makhlu hidup yang ad di alam semesta ini adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila satu).
b. Persetujuan suka rela untuk eksperimen dengan penerangan yang cukup dan benar tentang guna akibatnya, karena ilmu pengetahuan dan teknologi adalah demi kemanusiaan (sila II, IV).
c. Tanggung jawab sosial ilmu pengetahuan dan teknologi harus lebih penting dari pada mengejar pemecahan persoalan ilmiah namun mengorbankan kemanusiaan (sila II, V).
d. Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara seluruhnya (sila III). Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tenologi harus mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
e.  Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya (sila III, V).
f. Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur darma ilmu pengetahuan, yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dsan pengamalannya (sila II, III, V).
g. Pelestarian lingkungan dengan memperhitungkan generasi mendatang (sila I, II, V).
h. Hak untuk berbeda dan kewajiban untuk bersatu (semua sila).
j. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mengakibatkan terpisahnya jasmani dan rokhani bagi hayat (semua sila).

(Dari banyak sumber)

Monday, March 19, 2012

Tugas E-learning Pancasila

Tugas E-learning Pancasila

Tugas 1 :
Pancasila digali dari kebudayaan bangsa sendiri, apakah yang dimaksud dengan pengertian digali dan siapa penggalinya ? Jelaskan secara meluas dan mendalam !

Jawaban :
Pancasila digali dari kebudayaan bangsa sendiri. Kalimat tersebut mempunyai arti bahwa sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai kehidupan yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang di masyarakat negeri ini sejak berabad-abad lamanya. Walaupun secara formal, Pancasila baru menjadi dasar negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah hari kemerdekaan Indonesia, namun jauh sebelum tanggal tersebut bangsa Indonesia telah memiliki nilai unsur-unsur Pancasila dan bahkan telah melaksanakan di dalam kehidupan mereka dahulu.

Pancasila diyakini juga sebagai pandangan hidup bangsa, yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan kebenarannya. Oleh karena itu, Pancasila adalah ciri khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-istiadat, kebudayaan, dan agama-agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.

Pancasila terdiri dari lima nilai pokok sebagai pondasi negara Indonesia yang selalu berkaitan dari satu sila ke sila lainnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan suatu cerminan dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak jaman nenek moyang kita, dan secara tetap telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut :
1.        Nilai ketuhanan (Religiusitas)
2.        Nilai kemanusiaan (Moralitas)
3.        Nilai persatuan (kebangsaan) Indonesia
4.        Nilai permusyawaratan dan perwakilan
5.        Nilai keadilan sosial
Nilai-nilai diatas adalah nilai-nilai yang patut kita jaga demi masa depan negeri ini.

Selain itu, dikenal pula teori asal mula pancasila sebagai dasar filsafat negara, yang dapat dibedakan sebagai berikut :
1.        Causa materialis (asal mula bahan) ialah berasal dari bangsa Indonesia sendiri, terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya.
2.        Causa formalis (asal mula bentuk atau bangun) dimaksudkan bagaimana Pancasila itu dibentuk rumusannya sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam hal ini BPUPKI memiliki peran yang sangat menentukan.
3.        Causa efisien (asal mula karya) ialah asal mula yang meningkatkan Pancasila dari calon dasar negara menjadi Pancasila yang sah sebagai dasar negara. Asal mula karya dalam hal ini adalah PPKI sebagai pembentuk negara yang kemudian mengesahkan dan menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat negara setelah melalui pembahasan dalam sidang-sidangnya.
4.        Causa finalis (asal mula tujuan) adalah tujuan dari perumusan dan pembahasan Pancasila yakni hendak dijadikan sebagai dasar negara. Untuk sampai kepada kausan finalis tersebut diperlukan kausa atau asal mula sambungan.

Kedudukan Pancasila itu sendiri tidak semata-mata sebagai dasar negara Indonesia tapi juga sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai jiwa bangsa, sebagai kepribadian bangsa, dan sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Begitu penting dan kuatnya kedudukan Pancasila di negeri ini menunjukan bahwa Pancasila memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita-cita pendiri bangsa Indonesia dapat terwujud.

Pendiri bangsa Indonesia itu sendiri dapat dikatakan sebagai penggali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu yang tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan oleh PPKI. Rumusan Pancasila inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, sesuai dengan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dan Ketetapan MPR No. III/MPR/2000.

Rumusan ini diperoleh dari perundingan beberapa tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia seperti, Ir. Soekarno, Moh. Hatta, M. Yamin, Soepomo, dan tokoh lainnya. Berkat pemikiran keras para tokoh tersebut, maka diperoleh nilai-nilai pokok kehidupan yang telah ada, telah tumbuh, dan berkembang di masyarakat Indonesia. Selain itu, mereka pun mengutarakan cita-cita bangsa Indonesia, sehingga dalam perjalanannya bangsa ini tak perlu khawatir akan kehilangan arah atau tujuan, selama bangsa ini mampu berpegang teguh pada Pancasila. Pokok-pokok pikiran tersebut dituangkan dalam baris-baris kalimat, yang kemudian dikaitkan, disatukan dan dikukuhkan menjadi lima sila pokok dasar negara Indonesia. Lima sila inilah yang seterusnya dijadikan alat pemersatu bangsa, pedoman hidup bangsa, pandangan hidup bangsa, maupun ciri khas bangsa Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lainnya. Dan selanjutnya, adalah tugas para penerus bangsa untuk selalu memperkokoh Pancasila dan senantiasa mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.

Thursday, March 15, 2012

♥♥♥


Namanya Dikta Khansa Aulia. 1 April 2002. Hari dimana gue resmi dipanggil ‘kakak’. Hari dimana gue resmi punya adik dan gak kesepian lagi. Dikta, itu singkatan, dari kata aDIK reTa. See ? Gue emang sangat amat menginginkan hadirnya di bumi ini :’)



Gue lahir tahun 1993. Selama 9 tahun gue jadi anak tunggal. 9 tahun gue dimanja sama mamah & bapak. Tapi 9 tahun itu juga gue kesepian. Kalo mamah sama bapak udah berangkat kerja, tinggallah gue ditemenin nenek (almh) dan si bibi. Sesekali temen atau sepupu gue main sih ke rumah, tapi itu tidak terlalu membantu. Kalo udah kesepian paling gue cuma bisa gangguin mamah yang lagi kerja via telepon. Semenit sekali gua telepon nyokap, dan mengulang pertanyaan yang sama, “mamah kapan pulang ?” Segitunya ya gue ? Tapi ini beneran kok guys. Jadi anak tunggal selama 9 tahun ngebuat gue dekeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet banget nget nget nget sama nyokap. Efeknya ya sekarang ini, saat gue harus pisah kota sama nyokap, rasanya air mata gue gak ada habisnya buat nangis sambil ngerengek ‘kangen mamah Ya Allah kangen mamah huhuhuhu’. Well, itu bahasan lain ya, sekarang gue mau ngebahas adik gue yang unyu. Hehe.

Pas gue kelas 3 atau 4 SD gt ya, suatu hari nyokap jemput gue pas jam pulang sekolah. Tumben-tumbenan, karenan biasanya gue pulang sendiri (walau anak tunggal, gue gak pernah manja dari kecil, berkat didikan nyokap bokap juga). Ini percakapan yang gue inget :

Gue (g) : mamah habis dari mana ?
Mamah (m) : habis dari dokter kandungan
G : dokter kandungan ? ngapain mah ?
M : ini sekarang disini ada dedenya *ngelus perutnya*
G : hah ? iya mah  ? beneran mah ? *sumringah*
M : kamu mau kan punya adek ? *senyum menggoda*
.......

Dan setelah percakapan itu, sisa perjalanan kita pun dipenuhi dengan senyuman lebar gue sambil terus ngegandeng tangan mamah kenceng banget. Hmm :’)

Perut mamah pun makin besar. 9 bulan mamah lalui tanpa banyak kendala. Tanpa mual-mual. Tanpa ngidam berlebihan. Saat bulan ke 6 atau berapa ya gue lupa-lupa inget, kita hampir dibuat kaget sama si dede bayi di perut mamah ini. Dia aktif banget. Nendang-nendang terus. Bergerak-gerak terus ngebuat mamah sedikit kewalahan. Hal ini nih yang ngebuat kita berasumsi kalo si dede ini anak cowo. Tapi pas kita cek USG ke rumah sakit ternyata dedenya perempuan. Hmm jujur sih emang awalnya gue pengen adek cowo, tapi pada akhirnya apapun jenis kelamin adek gue itu gak ngebuat kebahagiaan gue berkurang. Sampai hari itu pun tiba. Sore menjelang malam, mamah ngeluh perutnya udah mules-mules. Saat itu juga, bokap ngebawa nyokap dan gue ke rumah bude gue yang seorang bidan dan dia emang orang yang bakal nanganin nyokap gue lahiran. Rumah bude gue itu berdampingan sama rumah mbah (almh) gue, jadi deh saat nyokap kontraksi dan segala macemnya, gue tidur ditemenin mbah gue. Gue inget, waktu itu gue kebangun dan langsung liat jam, kalo gak salah itu jam 1 malem. Gue celingukan karena mbah gue yang tadi tidur sama gue gak ada lagi di samping gue. Gue pikir, ‘apa mbah lagi di rumah bude ya ?’, terus gue juga mikir ‘apa mamah udah lahiran ya?’. Dan gue gak berhenti berdoa semoga mamah dan adek gue selamat tanpa kekurangan suatu apapun. Sampai akhirnya mbah gue muncul lagi ke kamar, terus beliau bilang ke gue kalo nyokap udah ngelahirin sekitar jam 12 kurang 10 menit. Sehat. Selamat. Adeknya perempuan. Dan setelah itu baruah gue kembali tidur dengan nyenyak. Hmmmmmmmmmmmmm :’)

Besok paginya, begitu gue bangun, gue langsung ngibrit ke ruang bersalin di rumah bude gue. Gue liat nyokap disitu, di atas ranjang. Di sebelahnya ada ranjang bayi. Gue lirik ranjang bayi itu. Ada bayi di dalemnya, dan gue tau itu adik gue. Dia lucu banget. Pipinya gembul. Kulitnya putih. Matanya besar. Lucu. Cantik. Hm guys, kalian mestinya liat senyum gue gak berhenti berkembang saat itu. Gue seneng. Gue bersyukur. Banget :’)

Sekarang adik gue udah kelas 4 SD. Seumur gue waktu gue dapetin dia. Dia makin cantik men. Makin lucu. Dia juga pinter. Hubungan kita berdua gak jauh beda sama hubungan kakak-adik lainnya. Sering berantem. Berebut suatu hal kecil. Atau bercandaan yang ujung-ujungnya gue nangisin dia. Hahaha namanya juga kakak beradik ya. Tapi diluar semua itu, gue sayang banget sama dia. Banget. Gue udah janji sama diri gue sendiri. Gue gak bakal ngebiarin Dikta jadi gadis yang salah gaul atau hal-hal gak baik lainnya. Gue bakal jadi orang yang paling marah kalo ada orang yang nyakitin dia. Gue bakal ngelindungin Dikta sekuat tenaga gue. Gue bakal ngarahin dia biar jadi gadis yang shalihah, yang dicintai ALLAH SWT. Gue juga udah janji sama diri gue sendiri. Dikta itu tanggung jawab gue. Sampe dia nikah dan ketemu suaminya nanti.  InsyaAllah.

Ya Allah. Terima kasih. Terima kasih karena Engkau telah anugerahkan hamba seorang adik yang manis. Terima kasih karena hadirnyalah hari-hari hamba menjadi lebih berharga. Jagalah ia ya Rabb, sebagaimana Engkau menjaga hamba dan kedua orang tua hamba. Jadikan ia gadis shalihah, gadis yang Kau cintai. Dan izinkan hamba menjaganya, membahagiakannya, hingga habis waktu ini. Aamiin Yaa Robbal’alamin.

Well, for many times, i just can say, I LOVE YOU my little sista. Stay close with me, cause you are my everything 




Nb. Notes ini gue ketik dimulai saat gue menatap desktop laptop, dengan wallpaper foto kita berdua. Ditambah seonggok rasa rindu yang membuncah di dada. Dilengkapi dengan rasa ingin memeluk dan mencium. Dan dipermanis dengan sebuah figura foto kami berdua di samping laptop. Kangen Dikta. Sindrom homesick. Ck.