Kau bagai fatamorgana bagiku
Indah untuk dilihat namun sukar untuk kugenggam
Menyayangimu,
sama seperti pungguk merindukan bulan
Menyukaimu,
bagaikan meminta hujan di teriknya siang
Memandangmu,
seolah menemukan danau di padang pasir
Memikirkanmu,
adalah permintaan egoku
Monday, March 26, 2012
Cara Kerja Cinta Buta
Perasaan itu datang dari retina mataku
Dan membutakanku akan hitammu
Lalu turun merayapi kerongkongan
Dan menyumbat semua saluran duniaku
Terus merangsang kedua gendang telingaku
Dan menulikanku akan semua belangmu
Turun jauh ke dasar lubuk hati
Dan menebar rasa indah tak terbendung
Kembali menyerang otakku yang rumit
Dan merusak sistem kerjanya yang konkrit
Dengan aman, rasa itu mampu mengharubirukan hati ini
Dan membutakanku akan hitammu
Lalu turun merayapi kerongkongan
Dan menyumbat semua saluran duniaku
Terus merangsang kedua gendang telingaku
Dan menulikanku akan semua belangmu
Turun jauh ke dasar lubuk hati
Dan menebar rasa indah tak terbendung
Kembali menyerang otakku yang rumit
Dan merusak sistem kerjanya yang konkrit
Dengan aman, rasa itu mampu mengharubirukan hati ini
Pertemuan yang Tidak Diinginkan
Pertemuan yang tidak diinginkan itu seperti luka disiram cuka
Jika kau tak lagi perduli
Untuk apa hadir kembali ?
Jika kau tak lagi mencinta
Untuk apa berpura-pura memuja ?
Pertemuan yang tidak diinginkan itu seperti harmoni usang penusuk telinga
Masih perlukah aku merindu ?
Masih pentingkah aku menunggu ?
Tidak,
Tidak untuk pujangga ingkar layaknya dirimu
Jika kau tak lagi perduli
Untuk apa hadir kembali ?
Jika kau tak lagi mencinta
Untuk apa berpura-pura memuja ?
Pertemuan yang tidak diinginkan itu seperti harmoni usang penusuk telinga
Masih perlukah aku merindu ?
Masih pentingkah aku menunggu ?
Tidak,
Tidak untuk pujangga ingkar layaknya dirimu
Wednesday, March 21, 2012
Tugas E-learning Pancasila II
Tugas E-learning Pancasila
Tugas 2 :
Jelaskan bagaimana menerapkan nilai-nilai Pancasila pada kasus-kasus kehidupan ? Yang dimaksud kasus-kasus kehidupan adalah kejadian atau peristiwa nyata yang pelakunya manusia, jadi kasus kehidupan yang menyimpang diluruskan dengan menerapkan nilai-nilai pancasila !
Jawaban :
Pancasila adalah jiwa dari bangsa Indonesia. Pancasila memiliki posisi dan kedudukan yang penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan suatu pondasi dalam negeri ini, khususnya sebagai pedoman masyarakat untuk hidup berbangsa dan bernegara dengan baik. Posisi dan fungsi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat disimpulkan dalam poin-poin sebagai berikut :
1. Pancasila sebagai dasar negara
2. Pancasila sebagai dasar filsafat negara
3. Pancasila sebagai nilai luhur bangsa
4. Pancasila sebagai kepribadian bangsa
5. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
6. Pancasila sebagai ideologi negara
Pentingnya peranan pancasila dalam kehidupan manusia menimbulkan hubungan yang erat antara manusia dengan pancasila, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pandangan mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat merupakan falsafah kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna bagi kehidupan masyarakat. Pancasila memandang bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai jika ditumbuh-kembangkan hubungan yang serasi antara manusia dengan masyarakat serta hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa diartikan sebagai penjelmaan dari nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke 1), dan hubungan tersebut disebut dengan hubungan vertikal. Sedangkan, hubungan horisontal dapat diartikan sebagai hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya sebagai warga masyarakat, warga bangsa maupun warga negara. Dan terdapat pula, hubungan ilmiah yang merupakan hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam dengan segala kekayaannya. Ketiga hubungan manusia dengan pancasila tersebut melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Tidak hanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Pancasila juga melahirkan nilai-nilai kehidupan yang patut kita jaga dan pertahankan demi keharmonisan hidup bermasyarakat. Nilai-nilai ini tidak semata untuk kita pelajari dan pahami, namu tentu saja harus kita amalkan dan lestarikan pada kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai pancasila tidak hanya mencakup nilai kehidupan berbangsa, bernegara, ataupun berpolitik yang baik, namun juga mengandung banyak nilai kehidupan bermasyarakat yang lumrah kita jumpai sehari-hari. Pengamalan semua sila pancasila secara serasi dan sebagai kesatuan yang utuh, yaitu :
1. Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain mencakup tanggung jawab bersama dari semua golongan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME dan meletakkan landasan spiritual, moral dan etika yang kukuh bagi moral bangsa.
2. Pengamalan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, yaitu mencakup peningkatan martabat serta hak dan kewajiban asasi manusia, penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidak adilan dari muka bumi.
3. Pengamalan sila Persatuan Indonesia, mencakup pembinaan bangsa di kehidupan manusia, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga rasa kesetiakawanan semakin kuat dalam rangka memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Pengamalan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, yaitu mencakup upaya makin menumbuhkan dan mengembangkan sistem politik demokrasi yang makin mampu memelihara stabilitas nasional yang dinamis.
5. Pengamalan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yaitu mencakut upaya mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan menuju terciptanya kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai pancasila diatas merupakan sebuah kekuatan yang dapat bangsa Indonesia gunakan dalam menyelesaikan segala kasus-kasus kehidupan yang mungkin terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai diatas sudah seharusnya dipegang teguh oleh seluruh bangsa Indonesia dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Tak akan ada artinya nilai-nilai diatas tanpa sebuah pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat sebuah pola pelaksanaan pengamalan pancasila yang diterapkan agar pancasila sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga negara, baik dalam kehidupan orang perorangan maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Ada banyak jalur yang dapat kita gunakan untuk dapat mewujudkan harapa tersebut, diantara adalah sebagai berikut :
1) Jalur pendidikan
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pengamalan Pancasila, baik pendidikan formal (sekolah-sekolah) mapun pendidikan nonformal (di keluarga dan lingkungan masyarakat), keduanya sangat erat kaitanya dengan kehidupan manusia. Dalam pendidikan formal semua tindak-perbuatannya haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pendidikan keluarga pengamalan Pancasila harus ditanamkan dan dikembangkan sejak anak-anak masih kecil, sehingga proses pendarah-dagingan nilai-nilai Pancasila dengan baik dan menuntut suasana keluarga yang mendukung. Lingkungan masyarakat juga turut menentukansehingga harus dibina dengan sungguh-sungguh supaya menjadi tempat yang subur bagi pelaksanaan pengamalan Pancasila. Melalui pendidikan inilah anak-anak didik menyerap nilai-nilai moral Pancasila. Penyerapan nilai-nilai moral Pacasila diarahkan berjalan melalui pemahaman dari pemikiran dan dan pengamalan secara pribadi. Sasaran pelaksanaan pedomaan pengamalan Pancasila adalah perorangan, keluarga, masyarakat, baik dilingkungan tempat tinggal masing-masing, maupun di lingkungan tempat bekerja.
2) Jalur media massa
Peranan media massa sangat menjanjikan karena pengaruh media massa dari dahulu sampai sekarang sangat kuat, baik dalam pembentukan karakter yang positif maupun karakter yang negatif, sasaran media massa sangat luas mulai dari anak-anak hingga orang tua. Sosialisasi melalui media massa begitu cepat dan menarik sehingga semua kalangan bisa menikmati baik melalui pers, radio, televisi dan internet. Hal itu membuka peluang besar golongan tertentu menerima sosialisasi yang seharusnya belum saatnya mereka terima dan juga masuknya sosialisasi yang tidak bersifat membangun. Media massa adalah jalur pendidikan dalam arti luas dan peranannya begitu penting sehingga perlu mendapat penonjolan tersendiri sebagai pola pedoman pengamalan Pancasila. Sehingga dalam menggunakan media massa tersebut harus dijaga agar tidak merusak mental bangsa dan harus seoptimal mungkin penggunaannya untuk sosialisasi pembentukan kepribadian bangsa yang pancasilais. Jadi, untuk sosialisasi-sosialisasi yang mengancam penanaman pengamalan Pancasila harus disensor.
3) Jalur organisasi sosial politik
Pengamalan Pacansila harus diterapkan dalam setiap elemen bangsa dan negara Indonesia. Organisasi sosial politik adalah wadah pemimpin-pemimpin bangsa dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan keahliannya, peran dan tanggung jawabnya. Sehingga segala unsur-unsur dalam organisasi sosial politik seperti para pegawai Republik Indonesia harus mengikuti pedoman pengmalan Pancasial agar berkepribadian Pancasila karena mereka selain warga negara Indonesia, abdi masyarakat juga sebagai abdi masyarakat, dengan begitu maka segala kendala akan mudah dihadapi dan tujuan serta cita-cita hidup bangsa Indonesia akan terwujud.
Selain melalui jalur-jalur diatas, terdapat pula penerapan nilai-nilai pancasila yang dapat menunjang pancasila dalam menyelesaikan kasus-kasus kehidupan bangsa ini. Yaitu dengan menciptakan suasana yang menunjang. Berikut adalah ulasan penciptaan suasana yang menunjang penerapan pancasila dalam kasus-kasus kehidupan :
1) Kebijaksanaan pemerintah dan peraturan perundang-undangan
Penjabaran kebijaksanaan pemerintah dan perundang-undangan merupakan salah satu jalur yang dapat memperlancar pelaksanaan pedoman pengamalan pancasila dimana aspek sanksi atau penegakan hukm mendpat penekanan khusus.
2) Aparatur negara
Rakyat hendaklah berpartisipasi aktif di dalam menciptakan suasana dan keadaan yang mendorong pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila. Dan aparatur pemerintah sebagai pelaksana dan pengabdi kepentingan rakyat harus memahami dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pengamalan Pacasila perlu disediakan dan memfungsikan lembaga-lembaga kenegaraan, khususnya lembaga penegak hukum dalam menjamin hak-hak warga negaranya dan melindungi dari perbutan-perbuatan tercela.
3) Kepemimpinan dan pemimpin masyarakat
Peranan kepemimpinan dan pemimpin masyarakat, baik pemimpin formal maupun informal sangat penting dalam pelaksanaan pedoman pengamalan. Mereka dapat menyampaikan bagaimana pola Dengan pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila dan menyuruh bawahan atau umatnya untuk mengikuti pola pedoman pelaksanaan Pancasila. begitu Pengamalan pancasila akan tetep lestari.
Selain itu pengamalan pancasila juga meliputi banyak aspek kehidupan. Seperti, bidang ekonomi, budaya, pendidikan, dan iptek. Berikut adalah ulasan mengenai realisasi pengamalan pancasila dalam bidang-bidang tersebut :
1. Bidang ekonomi
Ekonomi yang berdasarkan Pancasila tidak dapat dilepaskan dari sifat dasar individu dan sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain untuk memenuhi semua kebutuhanya tetapi manusia juga mempunyai kebutuhan dimana orang lain tidak diharapkan ada atau turut campur. Ekonomi menurut pancasila adalah berdasarkan asas kebersamaan, kekeluargaan artinya walaupun terjadi persaingan namun tetap dalam kerangka tujuan bersama sehingga tidak terjadi persaingan bebas yang mematikan (Kaelan, 1996: 193). Dengan demikian pelaku ekonomi di Indonesia dalam menjalankan usahanya tidak melakukan persaingan bebas, meskipun sebagian dari mereka akan mendapat keuntungan yang lebih besar dan menjanjikan. Hal ini dilakukan karena pengamalan dalam bidang ekonomi harus berdasarkan kekeluargaan. Jadi interaksi antar pelaku ekonomi sama-sama menguntungkan dan tidak saling menjatuhkan sehingga usaha-usaha kecil dapat berkembang dan mendukung perekonomian Indonesia menjadi kuat.
2. Bidang budaya
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Soerjono Soekanto, 2005: 172). Begitu luas cakupan kebudayaan tetapi dalam pengamalan Pancasila kebudayaan bangsa Indonesia adalah budaya ketimuran, yang sangat menjunjung tinggi sopan santun, ramah tamah, kesusilaan dan lain-lain. Budaya Indonesia memang mengalami perkembangan misalnya dalam hal Iptek dan pola hidup, perubahan dan perkembangan ini didapat dari kebudayaan asing yang berhasil masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia. Semua kebudayaan asing yang diterima adalah kebudayaan yang masih sejalan dengan Pancasila. Walaupun begitu tidak jarang kebudayaan yang jelas-jelas bertentangan dengan budaya Indonesia dapat berkembang di Indonesia. Ini menunjukan bahwa filter Pancasila tidak berperan optimal, itu terjadi karena pengamalan Pancasila tidak sepenuhnya dilakukan oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu harus ada tindakan lanjut agar budaya bangsa Indonesia sesuai dengan Pancasila. Pembudayaan Pancasila tidak hanya pada kulit luar budaya misalnya hanya pada tingkat propaganda, pengenalan serta pemasyarakatan akan tetapi sampai pada tingkat kemampuan mental kejiwaan manusia yaitu sampai pada tingkat akal, rasa dan kehendak manusia (Kaelan, 1996: 193).
3. Bidang pendidikan
Pendidikan adalah salah satu piranti untuk membentuk kepribadian. Maka dari itu pendidikan yang dilaksanakan harus sesuai diperhatikan. Pendidikan nasional harus dipersatukan atas dasar Pancasila. Menurut Notonegoro (1973), perlu disusun sistem ilmiah berdasarkan Pancasila tentang ajaran, teori, filsafat, praktek, pendidikan nasiona, yang menjadi dasar tunggal bagi penyelesaian masalah-masalah pendidikan nasional. Dengan begitu diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat terwujud dengan mudah. Tujuan pendidikan nasional adalah menciptakan manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
4. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Iptek harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah yang menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak manusia dan lingkungan hidup. Di samping itu Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena Iptek pada dasarnya adalah untuk kesejahteraan umat manusia. Nilai-nilai Pancasila bilamana dirinci dalam etika yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah sebagai berikut (T. Jacob, 1996: 195) :
a. Hormat terhadap hayat, karena semua makhlu hidup yang ad di alam semesta ini adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa (sila satu).
b. Persetujuan suka rela untuk eksperimen dengan penerangan yang cukup dan benar tentang guna akibatnya, karena ilmu pengetahuan dan teknologi adalah demi kemanusiaan (sila II, IV).
c. Tanggung jawab sosial ilmu pengetahuan dan teknologi harus lebih penting dari pada mengejar pemecahan persoalan ilmiah namun mengorbankan kemanusiaan (sila II, V).
d. Sumber ilmiah sebagai sumber nasional bagi warga negara seluruhnya (sila III). Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tenologi harus mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
e. Alokasi pemerataan sumber dan hasilnya (sila III, V).
f. Pentingnya individualitas dan kemanusiaan dalam catur darma ilmu pengetahuan, yaitu penelitian, pengajaran, penerapan, dsan pengamalannya (sila II, III, V).
g. Pelestarian lingkungan dengan memperhitungkan generasi mendatang (sila I, II, V).
h. Hak untuk berbeda dan kewajiban untuk bersatu (semua sila).
j. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mengakibatkan terpisahnya jasmani dan rokhani bagi hayat (semua sila).
(Dari banyak sumber)
Subscribe to:
Posts (Atom)