Coba katakan padaku, adakah adil dalam cinta ?
Jelaskan, manakah sisi adil dalam cinta, jika tak semua cinta dapat terbalas ?
Katakan padaku, karena aku tak dapat menemukan jawabannya.
Katakan, bagian mana adil itu ada.
Ketika kau menyukai seseorang, begitu tulus. Kau yakin, dia tak mungkin tidak tau akan rasamu itu. Begitu dalam, hingga kau tak ingin dia terluka. Begitu besar, hingga setiap hari kau habiskan waktumu untuk mengaguminya. Jangan tanya siapa saja yang mengetahui isi hatimu itu, senja dan jingga pun tau itu. Namun, dia, yang bahkan sudah paham akan perasaanmu, tidak dapat merasakan apa yang kau rasakan untuknya. Jangankan merasakan hal yang sama, melihat keberadaanmu saja ia tak mampu. Bukan tanpa usaha, tapi begitu adanya, tetap tidak bisa. Tidak bisa. Tak ada alasan. Memang tidak bisa. Sudah tidak bisa. Adilkah ?
Katakan, bagian mana adil itu ada.
Ketika kau mencari kesana kemari, seseorang yang seperti idamanmu. Hingga lelah kau mencari karena sudah banyak orang kau jumpai dan kau dekati, dan tak kau temukan juga. Hingga enggan lagi kau mencari. Hingga kau menyerah pada takdir, dan memilih menunggu ia datang menghampirimu. Tiba saatnya takdir berbaik hati padamu, membuatmu bertemu dengan seseorang itu. Seseorang yang dari hal kecil hingga hal besar dalam dirinya adalah yang kau cari. Seseorang yang hadir seperti jawaban dari setiap baris doamu pada-Nya. Seseorang yang kau yakini adalah pemberhentian terakhirmu. Seseorang yang kau percaya, dengannya, kisahmu yang pahit tak akan pernah terulang kembali. Kalian dipertemukan. Dia pun merasakan hal yang sama. Mengagumimu, walau dalam diamnya. Menjagamu, bahkan saat kau tak menyadarinya. Indah. Namun seperti tak diduga ketika takdir mempertemukan kalian, seperti itulah takdir mengatakan padamu, bahwa ia tidak bisa kau miliki. Bukan, bukan karena dia tidak melihatmu. Bukan, bukan karena dia tak menyukaimu. Tapi karena memang tidak bisa. Karena ada orang penting dalam hidupmu yang juga mendambakannya, mungkin. Melahirkan pertanyaan, mengapa takdir tak membawamu yang lebih dulu untuk menemukannya. Adilkah ?
Katakan, bagian mana adil itu ada.
Kau terjebak dalam suatu ikatan. Memilih bertahan pada setiap alur cerita karya takdir untuk kalian berdua. Memilih bertahan pada besarnya ego dia yang tak sekuat upayamu mempertahankan semuanya. Ketika kau sudah berjuang mati-matian. Ketika kau sudah mempertaruhkan apapun yang kau punya. Ketika kau sampai gila dan tak mampu mendengar ilalang mengingatkanmu akan angin dunia luar. Ketika ia telah menjadi pusaran duniamu, pusat jiwamu, dan tempatmu berotasi. Ketika setia pun tak lagi mampu menggambarkan dirimu padanya. Dan dengan mudahnya ia pergi. Meninggalkanmu. Tak peduli pada apapun yang telah kau lakukan. Tak peduli pada apapun yang telah kau taruhkan. Hanya demi sosok lain yang bahkan terasa semu untuknya. Maka hancur sudah semua penantian dan pengorbananmu. Adilkah ?
Katakan, bagian mana adil itu ada.
Kau sudah bersamanya. Dia yang kau cintai. Yang juga amat mencintaimu. Bersama, semua kalian lalui dengan indah. Tapi seperti pepatah tua berkata, tak akan ada yang sempurna. Jalinan itu tak mendapat apa yang menjadi modal untuk melangkah ke depan. Orang tua. Keluarga. Begitu arogannya mereka tak dapat melihat besarnya cinta kalian. Hingga memisahkan apa yang seharusnya tak terpisah. Dan tak ada yang dapat diperbuat untuk melawannya. Hingga pasrah akan kemana cerita kalian bermuara. Adilkah ?
Aku bukan membenci cinta. Aku juga tidak menghakiminya. Aku hanya berpikir, adakah keadilan dalam cinta ? Pada setiap cerita yang ada di dunia. Pada setiap penggalan kisah yang kukatakan di atas, dapatkah kau temukan keadilan itu ?
Katakan padaku.
Katakan padaku, karena aku butuh jawabannya.
Katakan padaku, karena salah satu dari kisah di atas, itu aku.
Katakan padaku, karena aku tak tau.
Dan karena yang aku tau, ada atau tidak adanya keadilan dalam cinta, sejatinya, ia tak pernah menuntut keadilan. Ia ada dengan tulus. Tanpa meminta keadilan. Hingga siap diapakan saja olehnya. Hingga ikhlas menerima apa saja perlakuan padanya. Hingga rela diombang-ambing untuk akhir yang menyakitkan sekalipun. Hingga semua pilhan berada dalam genggamanmu, menunggunya memutar balik dan berbaik hati menjawab penantianmu, atau memilih pergi melangkah ke depan mencari tempat lain yang juga tak kau tau akan seperti apa nantinya. Yang jelas, ia hadir dengan tulus, tanpa meminta apapun. Itu, cinta.
Dan aku, memilih untuk menunggu.
Sampai takdir menemukanku, menyerahkanmu padaku, dan berbaik hati pada kami.
No comments:
Post a Comment