Pernah berpikir akan sejauh ini ?
Pernah berencana akan seperti ini jadinya ? Sama. Aku pun tidak pernah
membayangkannya.
Entah bagaimana bisa kita sampai
disini. Iya, disini, di titik ini. Di tahap ini. Di tahap saat aku benar-benar
mengharapkanmu, namun kau tidak.
Karena yang aku tau, aku memulai
semua ini bersama-sama denganmu. Beriringan denganmu. Lalu, mengapa kini kau
jauh melangkah di depanku ?
Karena yang aku tau, kau yang
menuntunku untuk memasuki semuanya, memulai semuanya. Semua yang tak pernah aku
bayangkan sebelumnya. Lalu, mengapa kini justru kau yang keluar lebih dulu dari
semua ini ?
Karena yang aku tau, kau juga
menginginkannya. Menginginkan untuk membinanya, dan mencoba memasuki tahap yang
baru untuk kita. Iya, kita. Lalu, mengapa kini kau diam dan pergi seolah hanya
aku yang menginginkannya ?
Apa mungkin aku yang salah
mengartikan segalanya ? Apa mungkin aku yang tak benar menafsirkan maksudmu ?
Ah iya, mungkin aku yang salah :’)
Tapi apa aku juga salah tentang
tatapanmu dulu itu ?
Apa aku juga salah jika kubilang
rasa itu memang ‘sempat’ ada ?
Sudahlah. Tak perlu kau jawab.
Karena semua tak penting lagi. Karena aku sudah memutuskan. Memutuskan untuk
berhenti. Sampai disini.
Aku mundur. Aku keluar. Aku
berhenti. Aku cukup. Sampai disini.
Jelas, kan ?
Jadi, kau tak perlu lagi untuk
berpura-pura di hadapanku. Kau tak perlu lagi menoleh kepadaku, untuk sekedar
memastikan bahwa aku baik-baik saja. Hey, selama ini aku baik-baik saja ! Jadi,
tak perlu lagi. Berjalanlah. Terus ke depan. Tak usah hiraukan aku. Karena aku
pun akan terus berjalan ke depan. Walau di jalan yang berbeda denganmu...
Setidaknya, aku tau satu hal...
Ternyata, saling menyukai
tidaklah cukup untuk membuat dua orang menjadi satu. Karena semua itu butuh
yang namanya tulus dan takdir. Tulus mampu mengubah takdir. Tapi jika tulus itu
tidaklah sempurna, takdir yang akan mengambil alih keadaan..
Dan aku, sudah tiba pada
takdirku...
06:01
30 Oktober 2012
Tenang. Aku bahagia dengan takdirku
ini :’)
No comments:
Post a Comment