"Re, kalau menurut cowok, mendingan cewek yang kalem diem gitu apa yang rame pecicilan gitu sih?
"Relatif sih, Ta. Yang penting nyaman..."
Percakapan itu antara gue dan Regi, si gendut dari gua hantu itu (halah). Waktu itu kita lagi di atas motor, dalam perjalan kemana gitu deh. Dasar gue, random, maen nanya gitu aja dari balik punggung dia hehehe.
Gue termasuk tipe orang yang suka mendengarkan masukan orang. Bahkan untuk beberapa situasi gue suka gak pede kalo gak dengar pendapat orang terlebih dulu sebelum akhirnya memutuskan, seperti milih filter di editor foto wkwkwk. Tapi bener, menurut gue, pendapat orang itu penting. Nyokap sering bilang "Kan yang ngeliat orang lain, kak". Percakapan di atas juga bagian dari gue mencari pendapat orang lain.
Saat itu, ada yang ganggu pikiran gue, setelah skripsi yang memang sudah mengakar di otak gue sekian lama ini he-he-he.
Sebagai cewek yang cukup pecicilan, rame, berisik, cerewet, bawel, gak mau diem, suaranya ngalahin toa mesjid, dan cara jalannya yang aneh, gue sering kepikiran, gimana sih penilaian orang lain terhadap diri gue? Gimana pandangan orang tentang gue? Apa gue cukup......menganggu? Hehehe.
Gue gak pernah bisa cuek tentang hal itu. Sekalipun gue sering bilang 'bodo amat orang mau bilang apa' tetep aja hati sama otak gue gak bisa tenang kalo mikirin ini. Gak bisa cuek.
Apa sih yang cowok pikirin kalo ngeliat cewek yang gak bisa diem kaya gue gini? Ilfil ya? Emang bagusnya cewek yang kaya gimana? Yang kalem, diem, manut-manut aja gitu ya? Yakin? Terus, nasib kaum yang seperti gue apa kabarnya? Gak ada yang suka dong? Harus berubah dong? Gak jadi diri sendiri dong?
Nah.
Sebagai cewek biasa, gue suka takut, dengan semua keburukan yang gue punya, bikin orang-orang di sekitar gue ilfil sama gue. Terutama orang yang gue suka...
Nah, ketauan kan nih kenapa gue bikin tulisan ini..... hehehe
Jadi diri sendiri itu penting. Siapa sih yang suka jadi orang lain? Pura-pura. Tersiksa. Gimana bisa bahagia? Karena ketika lu jadi diri lu sendiri, itulah bagian paling jujur dari diri lu.
Tapi, kita tetep gak boleh egois.
Berubah menjadi sesuatu yang lebih baik itu perlu, kan? Gue termasuk yang setuju dengan perubahan seperti itu. Memperbaiki diri itu berbeda dengan menghilangkan jati diri. Memperbaiki diri gak perlu jadi diri orang lain. Lu hanya perlu bercermin, sedikit memoles lagi hiasan yang sudah mulai hilang, menghapus riasan yang diangap tak perlu ada di diri lu, menambahkan tambahan-tambahan yang mengindahkan. Seperti itu perubahan yang baik.
Jadi diri sendiri atau memperbaiki diri?
Tetap jadi diri sendiri, sambil terus memperbaiki diri.
Dan gue rasa Regi bener. Gue gak perlu takut orang yang gue suka jadi ilfil sama gue karena segala yang ada di diri gue.
Karena, cinta itu pada akhirnya soal kenyamanan. Akan ada orang yang tulus menerima lu sebagai diri lu sendiri apa adanya, sambil terus siap membantu untuk terus memperbaiki diri, dan sampai pada titik nyaman, buta pada segala kekurangan juga tidak silau pada hal-hal indah semata.
Apalagi Islam udah mengajarkan, jodoh itu cerminan diri, pantaskan diri untuk mendapatkan pasangan yang pantas. Coba buka Ar-Rahman ayat 26 :D
Menulis di H-2 sidang proposal skripsi.
Di tengah kemumetan cari referensi, revisi proposal, edit ppt proposal.
Udah gue bilang kan? Menulis itu mengobati, bro! :3
No comments:
Post a Comment